POTENSI DAN PRIORITAS INDUSTRI KREATIF SKALA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI BANTEN

  • Sugeng Setyadi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  • Moh Sofyan Budiarto Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten
Keywords: Pemetaan, Potensi, Industri Kreatif Menengah, Provinsi Banten

Abstract

 

Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu menjadi kekuatan nasional dan provinsi Banten dengan kontribusi terhadap PDB meningkat dari tahun ke tahun. Diperlukan pemetaan terhadap potensi dan prioritas sektor industri kreatif di provinsi Banten untuk menentukan rencana aksi dan strategi pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan prioritas industri kreatif skala kecil dan menengah di Provinsi Banten melalui indikator indikator yang bersifat kualitatif. Penelitian menggunakan metode diskriptif kualitatif dengan melakukan survei terhadap pelaku industri kreatif di provinsi Banten. Data primer diperoleh dengan metode wawancara, dan kuisioner sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang relevan dari sumber lain seperti BPS, Disperindag dan studi literature. Analisa data menggunakan Analytical Hyrachy Process (AHP) merupakan pendekatan pengambilan keputusan yang dirancang untuk memberikan solusi dari permasalahan yang menyangkut kriteria yang bersifat komplek, menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, dan menentukan model alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah. Hasil perhitungan AHP dengan penyilangan Kriteria Prioroitas dengan Prioritas Subsektor Ekraf, didapatkan angka 0,496243386 pada posisi pertama untuk Kriya, 0,404603175 untuk subsektor Fesyen pada posisi kedua dan 0,099153439 untuk Subsektor Kuliner pada posisi ketiga. Ketiga Subsektor Ekoomi kreatif ini menjadi Sub sektor yang paling dominan dipilih oleh responden dan posisi peringkat diatas menjadi gambaran bagi pemerintah untuk memberikan stimulus lebih pada subsektor yang ada dan menjadi kekuatan utama sektor industri kreatif skala kecil dan menengah di Banten.

 

The research objective is to mapping the potential and priority of small and medium the creative industry in Banten Province through indicators with qualitative approach.  Research used qualitative descriptive methods by conducting a survey of creative industry actors in Banten province. Primary data was obtained by interview method, and questionnaire while secondary data was obtained from relevant data from other sources such as BPS, Disperindag and literature study. Data analysis using the Analytical Hyrachy Process (AHP) is a decision-making approach designed to provide solutions to problems involving complex criteria, determine priorities with multiple criteria, and determine alternative models to solve various problems. AHP calculation results by crossing the Priority Criteria with the Subsector's Priority Ekraf, obtained the number 0, 496243386 in the first position for Kriya, 0.404603175 for the Fashion sub-sector in the second position and 0.099153439 for the Culinary Subsector in the third position. The three subsectors of this creative economy become the most dominant subsector chosen by the respondents and the ranking position above becomes a picture for the government to provide more stimulus to the existing sub-sector micro, small and medium creative Industry sector in Banten Province.

 

References

Akhmad, Sabarudin dan R . Hidayat. (2015). Pemetaan Potensi Industri Kreatif Unggulan Madura. Jurnal Sains, teknologi dan Industri Vol. 12 No 2. Hal 155-165.
Antariksa, Basuki. --- . Konsep Ekonomi Kreatif : Peluang dan Tantangannya dalam Pembangunan di Indonesia. Kemenparekraf.
Badan Pusat Statistik, (2017). Banten dalam Angka.BPS
Bank Indonesia, (2015). Kajian Peningkatan Akses Pembuayaan Industri Kreatif di Indonesia. Departemen Pengembangan UMKM. Bank Indonesia
Fahmi, Fikri Zul. (2014). Creative Economy Policy in Developing Country : Case Study in Indonesia. ERSA54th Conggress. Saint Pitersburg.
Fitriana, AN., Irwan Noor.,Ainul Hayat. (2014). Pembangunan Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu. Studi kasus industtri kreatif sektor kerajinan kota Batu Malang. Jurnal Analisis Kebijakan Publik (JAP) Vo 2, No 2. Hal 281-286.
Hamdan. (2016). Kebijakan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif. Kementerian Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Hilman, M.N. (2016). Big Data Pendukung Ekonomi Kreatif. Badan Ekonomi Kreatif
Howkins. J. (2005). The Creative Economy : Economic Growth. India Jadhpur
Inpres No 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Industri Kreatif.
Kamil, Akhmad. (2015). Industri Kreatif Indonesia : Pendekatan Analisis Kinerja Industri. Jurnal Media Trend, Vol. 10 No 2. Hal 207-225.
Maryunani, SR., IS,Miryanti. (2014). The development of Entrerpreneur in Creative Industries with Reference to Bandung as Creative City. The 6th Indonesia International Conference on Innovation, Entrepreneurship and Small Business.
Nugroho, P Setyo dan Cahyadin, M. ( - ), Analisis Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia. Universitas Sebelas Maret.
Perpres No 15 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)
Pusparini, Hesti. (2011). Strategi Pembangunan Industri Kreatifdi Sumatera Barat. Studi kasus Industri Kreatif, sub sektor Kerajinan Bordit/Sulaman dan Tenun. Universitas Andalas. Padang.
Sasongko, Adipradana Idbal. (2014). Strategic Intention and Financial Suuport on MSMEes : An Investigation Study In Indonesia Creative Industri. Integrated Business and Economic Research Review.
Sumatik dan A.L. Larassaty. (2016). Geliat Ekonomi Kreatif Untuk Meningkatkan Branding UMKM di Sidoarjo. Proseding Seminar Nasional Indocompaq. Jakarta.
Suryana., AK, Yuliawati., R Rofaida (2009). Pengembangan Model Ekonomi Kreatif melalui Value Chain Strategy untuk Kelompok Usaha Kecil (Studi Pada Industri Kerajinan Jawa Barat). UPI.Bandung
Published
2020-12-18
How to Cite
Setyadi, S., & Budiarto, M. S. (2020). POTENSI DAN PRIORITAS INDUSTRI KREATIF SKALA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI BANTEN. Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, 4(2), 118-128. https://doi.org/https://doi.org/10.37950/jkpd.v4i2.107
Section
Articles